TAKALAR. Inovasi
yang dikembangkan pihak BBAP Takalar terhadap pengembangan teknologi budidaya
berkaitan dengan upaya peningkatan produktivitas tambak terus berlanjut. Impian para pembina lapangan BBAP Takalar seperti
Bpk Nana S.S Udi Putra dan Bpk Dasep Hasbullah yang sekaligus sebagai Field
Project Coordinator dan Asistennya mencoba memadukan ikan nila Gesit dengan
udang Vannamei yang dilakukan secara polikultur menghasilkan prduksi yang cukup
memuaskan. Kondisi lingkungan yang stabil pada salinitas di bawah 10 ppt ikan
nila maupu udang Vannamei bisa berkembang dengan baik.
Tambak yang digunakan
adalah tambak tradisional dengan sumber air terbatas dan berasal dari sumur bor
dan tidak memiliki pintu air karena tidak ada saluran. Dengan luasan tambak 0.7
Ha, udang yang ditebar sebanyak 30.000 ekor dan 5000 ekor nila gesit. Sedangkan
persiapan sangat sederhana hanya degan pengeringan, pemberian saponin karena
tidak bisa kering total, dan pemberian pupuk organik. Kaena jumlah udang yang
cukup padat maka polikultur ini diberikan pakan udang. Dari dua kali kegiatan
budidaya yang sama hasil yang diperoleh setelah 4 bulan pemeliharaan bahwa
Vannamei bisa menghasilkan 363 kg dengan size 60-70 ekor/kg dan SR 81%. Sedangkan nila diperoleh 490 kg
dengan size 3-5 ekor/Kg dengan SR 72%. Secara keseluruhan dengan harga udang Rp
36.000/kg pada size tersebut dan harga nila Rp 13.000/kg pada size tersebut
menghasilkan keutungan bersih dalam 1 siklus mencapai Rp 14 juta rupiah. Ini adalah inovasi yang sangat baik di tengah -tengah kondisi budidaya yang terpuruk di kalangan pembudidaya sekala kecil. Sehingga
kegiatan budidaya polikultur antara nila dan udang Vannamei bisa dilakukan pada
kondisi lahan dan lingkungan terbatas. Sehingga sistem ini sangat cocok
dikembangkan di lahan tambak dengan salinitas yang rendah dibuktikan dengan
keuntungan yang sangat besar [pn/7/12].
Posting Komentar