SELAMAT DATANG........Sahabat Pembudidaya

.

FISHERIES FOR PEOPLE WELFARE, Dengan Ikan kita sehat, cerdas dan Sejahtera

Perikanan adalah sumberdaya yang terbarukan dan tak ternilai di bumi ini, seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kesejahteraan manusia.

Makan malam spesial Lawi-lawi (Caulerpa sp) bersama Pallu’ Ce’la memang manyos full

Selasa, 10 Juli 20121komentar


Lawi-lawi segar, Palluce'la, ikan bakar, cumi dan sambal,
menu makan-malam spesial khas Sulawesi Selatan
TAKALAR.  Hari hampir larut  malam siap-siap untuk kembali ke Galesong, karena jarak cukup jauk yakni kurang lebih 50 km dari Laikang. Namun tidak disangka tuan rumah, Keluarga Dg Roa di Laikang menahan  saya untuk  terlebih dahulu mencicipi hidangan makan malam yang telah disediakannya secara khusus. Saya dan teman pun terpakasa untuk mengikuti permintaan tuan rumah yang telah bersusah payah menyediakan makanan tersebut, yang ternyata mereka sengaja menyediakan makanan itu spesial untuk kami.


Hidangan itu nampaknya tidak lah istimewa, sama seperti hidangan-hidangan biasanya yang banyak dijumpai di pesisir pantai seperti bakar ikan, kuah cumi dan rebus rajungan plus sambal serta Palu ce’la.  Akan tetapi ada yang baru dari hidangan itu yakni  lalapan “salad” lawi-lawi. Kami sendiri sering makan jenis rumput laut ini namun langsung dari laut.  Namun saat ini disajikan dengan sambal da Pallu Ce’la makanan khas Sulawesi Selatan.  Hidangan malam yang biasa namun ternyata bercita rasa luar biasa, sungguh menjadi sangat istimewa ketika makan malam di pinggir pantai namun menyajikan lalapan Lawi- lawi yang dipadukan dengan Pallu ce’la.  Nikmatnya sungguh luar biasa, rasa lapar memang ada namun adanya hidangan lawi-lawi dan temannya membuat makan malam itu benar-benar beda menjadi terasa sangat stimewa dan maknyos full.

Lawi-lawi bagi masyarakat Sulawesi Selatan adalah makanan harian terutama masyarakat pesisir pantai. Lawi-lawi merupakan alga hijau (rumput laut) yang lebih dikenal dengan anggur laut (sea grapes)  dengan nama latin Caulerpa sp. Tumbuhan laut ini banyak terdapat di laut tenang yang umumnya tumbuh dan menempel pada karang, lumpur dan pasir.  Tumbuhan laut ini ternyata menjadi makanan penting di Jepang terutama di Provinsi Okinawa. Karena lawi-lawi yang mereka kenal dengan “umi budo” dipadukan dengan makanan khas jepang lainnya. Karena kebutuhannya yang besar pihak Jepang mengimpornya dari Philipina dan Vietnam.
Di Indonesia sendiri rumput lawi-lawi banyak tumbuh dan tersebar di seluruh kawasan pesisir nusantara. Di Indonesia namanya berbeda-beda seperti di Jawa dikenal dengan Latoh dan di Sulawesi di kenal dengan Lawi-lawi.  Kegiatan budidaya masal jenis rumput laut lawi-lawi ini pertama kali dilakukan di Desa Laikanng Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar-Sulawesi Selatan, merupakan kegiatan budidaya masal pertama di Indonesia.  Sedangkan di Asia Tenggara adalah yang ke tiga setelah Philiphin dan Vietnam.

Lawi-lawi, nasi dan sambal, menu makan malam spesial
Laikang adalah nama Desa dan sekaligus Nama Teluk. Di teluk itulah banyak terdapat lawi-lawi tumbuh alami, namun kondisinya kerdil karena kondisi lingkungan dan pengambilan yang terlalu sering. Karena peminatnya mulai banyak hasil alam tidak bisa memenuhi permintaan pasar.  Atas bantuan dan bimbingan Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Takalar yang bekerja sama dengan Australian Centre for International Aquaculture Research (ACIAR) masyarakat Desa Laikang berhasil melakukan budidaya rumput  lawi-lawi dengan hasil yang luar biasa dan keuntungan yang sangat tingi, sehingga kondisi ini sudah bisa dirasakan oleh masyarakat Desa Laikang saat ini. Lawi-lawi selain mampu menghasilkan rasa yang luar biasa namun juga bisa memberikan keuntungan ekonomi yang besar bagi masayarakat Laikang, dan tidak mustahil budidaya rumput lawi-lawi ini bisa menjadi salah satu mata pencaharian utama selain budiaya rumput laut Euchema cotonii (Kappaphycus alvarezi) yang saat ini sudah berkembang.  Parrigi Dg Bela Ketua Kelompok Budidaya Lawi-lawi dan Rajungan di Laikang mengatakan bahwa kedatangan Pak Nana dan rekan-rekan dari BBAP Takalar telah mengubah hidup kami menjadi lebih baik setelah melakukan budidaya Lawi-lawi ini. (pn 2012).
Share this article :

+ komentar + 1 komentar

11 Juli 2012 pukul 04.15

nyamanna, adakah sampelnya minimal untuk dicoba selama seminggu. yang anugra = anu gratis, wwkwkwkw

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PUTRA NANA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger